Terapi Audio-Visual Ala Bottlesmoker

Senang rasanya bisa kembali berbagi kebahagiaan kepada teman-teman media. Semoga semangat dan kebahagiaan kami bisa ikut tertular kepada teman-teman melalui ritual ‘berbagi’, sebuah ritual yang selalu kami lakukan kepada siapapun. Tahun 2011 adalah tahun yang cukup menggairahkan, kami diberi mukjizat yaitu produktivitas yang tinggi, dan didukung oleh orang-orang serta lingkungan yang imajinatif.

Seperti kalian tahu, kami seperti anak kecil yang badung, nakal, yang selalu memberontak dan mencari uang jajan sendiri, secara mandiri. Inilah lingkungan kami, berada di lingkungan yang kritis dan terus melakukan inovasi, dan tidak tergantung terhadap sistem atau menyandarkan diri di tembok yang besar dan kuat. Dengan membentuk pondasi dari tangan pribadi yang diperkuat oleh tangan teman-teman lain, sehingga terbentuk sebuah landasan pertemanan dan ketulusan yang kuat, ternyata kami bisa mencapai beberapa impian kami di tahun ini, semuanya berawal dari satu senjata, yaitu theater of mind, dan kami ingin berbagi kepada teman-teman lainnya, bagaimana ber-theater of mind. Sebuah aktivitas sederhana yang melalui proses berimajinasi secara personal menghasilkan sebuah terapi dan meditasi.

Tanggal 28 Juli 2011 akan menjadi sejarah bagi Bottlesmoker, karena ini adalah konser pertama kami di Indonesia, setelah sebelumnya telah kami lakukan di Malaysia, Filipina, China, HongKong dan Brunei Darussalam.

Theater of mind
Angkuy dan Nobie sudah dipaksa secara akademik untuk ber-theater of mind ketika belajar Broadcasting Radio di Fikom Unpad. Sejak 2003, mereka berdua sudah memiliki kebiasaan untuk berimajinasi melalui pikirannya, berimajinasi membentuk sebuah cerita, kisah, drama, film, atau sebuah proses alam bawah sadar yang menyenangkan untuk dirinya sendiri melalui media pikirannya sendiri. Oleh karena itu, hanya dengan media komputer beserta software musik yang diajarkan di perkuliahannya, mereka mampu membuat musik melalui proses ber-theater of mind.

Yeah, memang tidak semua orang bisa menangkap pesan atau kenikmatan / kesamaan persepsi dari apa yang diimajinasikan pikiran Angkuy dan Nobie, tapi semangat dan pencurahan ide-ide di kepalanya terus tersalurkan, karena bagi mereka, ber-theater of mind ini tidak mengeluarkan suatu energi atau finansial yang mahal, cukup mencari trigger yang kuat dengan takaran yang pas sehingga kita serasa berada di dunia yang entah dimana, meskipun itu hanya dengan mendengarkan musik, bahkan hanya sebuah alunan nada tanpa vokal.

Oleh karena itu, Angkuy dan Nobie, bersama keluarga kecil Bottlesmoker ingin mencoba berbagi tentang indahnya theater of mind, duduk, memejamkan mata, meresapi musik yang merasuki sel-sel otak, atau pun membukakan mata kita menikmati visualisasi yang memperkuat imajinasi. Theater of mind, proses meditasi dan audio-visual-therapy.

Gedung Tua
Kami berpikir, jika kami menyulap sebuah gedung tua, menjadi sebuah arena imajinasi yang akan membuat kita berimajinasi liar akan lebih menyenangkan dibandingkan dengan sebuah tempat yang memiliki pattern auditorium yang sudah banyak digunakan oleh orang lain atau band lain di bidang musik.

Maka kami memutuskan untuk memilih sebuah gedung tua di jalan Asia Afrika, No. 90 Bandung yang belum pernah sama sekali digunakan sebagai tempat pagelaran musik. Tantangannya adalah secara fisik, gedung tua ini tidak memiliki akustik suara yang bagus serta rentan akan masalah noise dari luar, dan kami akan menyulapnya menjadi sebuah wahana yang mencoba tetap memanjakan audio dan visual.

Disini proses yang cukup menyenangkan, cukup memberi pondasi pengalaman yang menggairahkan, dimana kami akan mencatat sebuah cerita tentang fungsi dari gedung tua. Dan dengan semangat ini, kami terus melakukan eksperimen di bidang akutik suara dan bidang visual.

Entah kenapa, semangat ini terus mengalir meskipun kami merasa menyiksa diri kami untuk menyulap gedung tua ini menjadi sebuah auditorium dan visualisasi yang maksimal. Kenapa tidak menyewa sebuah venue yang sudah jelas, pasti dan tidak perlu disulap? Karena kami ingin terus bereksperimen, terus belajar, dan merespon ruang yang sudah tidak berfungsi menjadi sesuatu yang berbeda dan memulai suatu yang baru.

Audio-Visual Concert
Di konser ini, Bottlesmoker mencoba menyajikan sebuah pertunjukan musik yang didukung penuh oleh visual. Musik Bottlesmoker yang instrumentalist dan bermain di arena eksperimen akan dibantu oleh divisi visual untuk men-trigger ber-theater of mind pengunjung.

Di konser ini, Bottlesmoker yang biasa bermain duo, akan dibantu oleh beberapa additional player, karena (sekali lagi) mereka ingin melakukan eksperimen memainkan semua bebunyiannya secara manual, dan tentu saja melibatkan equipment mereka yang berupa hardware dari toy musical instrument dan custom equipment, juga tentu saja software live PA and real time. Di divisi visual, yang hanya digarap oleh dua orang akan menyajikan full time visualization dan sedikit mapping di beberapa sudut bidang gedung. Membentuk sebuah synchronization antara audio dan visual akan menjadi menu utama di konser ini. Beberapa konsep visual akan menjadi pendukung utama untuk ber-theater of mind bersama pengunjung yang datang.

Salam hangat dari kami, dan sangat berterima kasih dengan apa yang telah kalian berikan kepada kami, sehingga kami tidak merasa sendirian di lingkungan ini. -Bottlesmoker

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...